TAMIANG



SYAIR ABAH GADENG TAMIANG

Gunung ceremai menjulang tinggi
Indah dilihat diwaktu pagi
Sungguh saying yang tau diri
Tapi tak mau masuk kedalam makam rabbani.

Daun kemiri sangatlah tinggi
Pohonnya tegak berdiri
Janganlah tetap di diri terperi
Tapi jadilah diri sebenar diri.

Buah kemiri bergerigi
Dipukul didengkul sakit sekali
Di dalam hati ada empat sisi
Sisi yang mana terperi?

Kampong Barus disebelah singkil
Hamzah fansuri ulama sejati
Sungguh sayang yang punya diri
Diri diperbudak kesana kemari

Bermain layangan ditengah padang
Padang luas dipenuhi duri
Aku kejar pujaan yang tersayang
Rupanya ada di dalam diri

Duhai mawar
kuntummu telah mekar
ketika menyambut kehadiran sang fajar
rupa menawan menebar keharuman
indah mempesona


Duhai mawar
kuntummu telah mekar
ketika sang surya memnampakkan diri tuk mengawali hari
mengharum semerbak di seluruh taman
damailah rasa



Duhai mawar
akankah kuntummu tetap mekar
ketika rasa ini mngehendaki di esok hari
ingin mencium keharumanmu lagi
segarlah sepanjang masa…


Detik demi detik dari masa yang berlalu
akan terus berganti waktu
Kisah demi kisah yang telah pergi
akan tetap hilang dan tak kan kembali

Matahari yang ada di siang ini
esok kan berbeda tak terulang lagi
Rembulan yang ada di malam hari
esok pun kan berganti

Saat ada akan terlupa

ketika berlalu datanglah rindu

Tiada sadar jiwa-jiwa yang alpa
tentang nilai dan harga
ketika segalanya hadir di depan mata

Tersadarlah jiwa-jiwa yang merugi
dengan penyesalan diri


ketika segalanya hilang pergi

Nilai dan harga yang terlupa
harus ditebus saat telah sirna
dengan penyesalan dan harapan sia-sia
bilakah kembali terulang di depan mata



Nur Muhammad letaknya di langit, apa jadinya  ketika Nur menzahir kebumi?
 Maka ia menjadi MIM, HA, MIM, DAL.
Sudah sanggupkah bumi menerima Nur nya?
Nur yang mampu memadamkan api sesembahan majusi,
Tajamnya setajam rambut dibelah tujuh,
Kencangnya sekencang kilat,
Dinginnya melebihi kutub, panasnya melebihi neraka.
Bumi akan bias akur jika sudah ditaklukkan langit.
Makanya jadilah engkau utusan dari bumi ke langit memohon bantuan dari langit untuk menaklukkan bumi.
Dahulu malaikat dan iblis tinggal di langit bersama-sama,
tapi iblis mengotori langitnya dengan nafsu maka ia dijatuhkan kebumi.
Jadilah ia induk binatang yang selalu memakan dengan rakus dan ganas.
Langit adalah Zahirnya Muhammad bumi adalah ‘af’alnya Muhammad.
Sudah samakah perbuatan Muhammad dengan Zahirnya Muhammad.
Roh dan hati adalah unsur langit, akal dan nafsu adalah unsur bumi
jangan sampai jatuh unsur langit ke bumi  karena akan dimakan penduduk bumi (binatang) yang sudah dimakan ikhlaskanlah jangan dipikirkan lagi karena dia akan kembali menjadi zat.

Tidak ada komentar:

TAMIANG

SYAIR ABAH GADENG TAMIANG Gunung ceremai menjulang tinggi Indah dilihat diwaktu pagi Sungguh saying yang tau diri Tapi tak ma...